Akhirnya mobil yang ditunggu-tunggu hadir juga di pasar Indonesia.. Gue termasuk salah satu yang begitu menantikan mobil ini bahkan sejak masih berbentuk mobil konsep, Suzuki iM-4. Kini, produksi masalnya yang diberi nama Suzuki Ignis udah mulai gampang dijumpai di pameran-pameran otomotif, di lobi mall, dan di showroom Suzuki sendiri.
Gue yang emang ngebet sejak lama, selalu mengikuti perkembangan Ignis ini. Sampai akhirnya kesempatan menjajal kemampuannya datang tanggal 30 April 2017 kemarin di showroom Suzuki Padang.

Bagaimana impresi gue atas Ignis ini??
Ekterior
Sisi ini lah yang menurut gue salah satu kelebihan Ignis yang membuatnya mempunyai nilai lebih dibanding dengan kompetitornya. Sisi ini juga yang membuat gue jatuh cinta pada pandangan pertama bahkan sejak masih dalam bentuk mobil konsep, Suzuki im-4.

- Tampak depan, mobil ini mempunyai bentuk retro modern yang sangat cantik, terutama type GX yang udah mengadopsi headlamp LED Projector dengan tambahan Daytime Running Light (DRL) di sekelilingnya.
- Beralih ke samping, desain Crossover atau SUV atau Suzuki menyebutnya Urban SUV kental banget. Sekilas nampak ada kemiripan dengan Range Rover Evoque disitu.
- Peleknya 15″, desain pelek menurut gue sih moderate ya, gak keren-keren amat, tapi juga gak jelek..
- Kecantikannya desainnya cukup ternodai dengan desain buritannya yang terkesan cheapy, ditambah pula dengan lampu belakangnya pun kurang cantik.. Masalah selera sih, tapi sebagian besar komentar di internet pun banyak yang menyayangkan desain belakangnya yang kurang bagus. Mungkin tambahan spoiler akan sedikit mengurangi kesan jelek body belakangnya.
Interior
Beralih ke interior. . Gimana impresinya? Cekidot.

- Dahsboard Ignis dibuat cukup simple tapi dengan desain yang menarik dan terlihat mewah.
- Dashboard mengadopsi 2 warna, hitam dan putih. Menurut gue sih keren. Selain itu di sekitar persneling dikasih warna sesuai warna eksterior.
- Bentuk dashboard bagian atas yang datar cukup berguna buat naroh-naroh barang. Udah gue buktikan di Getz yang dashboardnya juga datar.
- Desain kisi-kisi AC berbentuk bulat di samping dan kotak di tengah, desainnya manis dengan balutan chrome.
- Head Unit touchsreennya keren, dan pengoperasiannya responsif. Tapi sayang banget di Indonesia ini jadi aksesoris tambahan, bukan bawaan. Harganya cukup tinggi, 7 juta kurang dikit di Padang. Sedangkan HU aslinya (bawaan) terlihat biasa aja, walau secara fitur udah support USB, AUX & Bluetooth.
- Desain pengaturan ACnya keren banget. ACnya udah digital, jadi gak dijumpai knob-knob ala kompor gas disitu :V .. Diganti dengan tombol-tombol yang desainnya asli unik dan keren banget.
- Bentuk setirnya keren, dilengkapi dengan beberapa tombol untuk audio dan keperluan telpon, ya standar mobil sekarang sih.
- Bentuk speedometernya juga keren, enak dilihat. MIDnya lumayan lengkap, termasuk disitu ada fuel consumption average yang saat ini cukup jadi fitur favorit.
- Desain jok depan asik, seperti mencengkeram badan. Tapi sayang bahannya bukan kulit huhu..
- Walaupun mobil ini mungil, tapi ternyata dalamnya cukup lega. Kayanya 11-12 sama Getz deh.
Fitur
Selain desain eksterior maupun interiornya, kelebihan lain dari Ignis adalah banyaknya fitur yang dijejalkan. Berikut fitur yang menurut gue cukup jadi bahan pertimbangan calon konsumen:

- LED Projector headlamp with DRL. Tampilan kece banget?? Nyala lampunya? Seharusnya sih terang, tapi gak tahu juga karena test drivenya siang ..
- Keyless Entry & Push Start/Stop Button. Remote cukup kita kantongin, lalu tinggal tekan tombol di handle pintu buat buka pintu. Buka pakai remote juga bisa. Pencet sekali buat buka kunci pintu driver, pencet sekali lagi buat buka kunci seluruh pintu. Nyalain mesin gimana?? Remote cukup dikantongin, lalu injak pedal rem, dan pencet tombol Start/Stop.. Matiin juga tinggal pencet tombol Start/Stop. As simple as that. Mantep!!
- Auto Climate A/C and Heater. Secara fungsi, AC ini udah auto climate yang artinya bisa mengatur suhu secara otomatis, cukup dengan pencet tombol auto. Ada juga heater, mungkin jarang dipake sih di negara kita. Tapi sepengalaman gue di Getz, ini berguna buat ngurangin panas mesin saat terjadi overheat. Tapi siap-siap di dalam kabin kita bakal keringetan walaupun kaca jendela udah dibuka lebar-lebar hehe..
- Ruang penyimpanan cukup banyak yah. Untuk cup holder aja, ada 4 di depan dan 3 di belakang. Getz gue kalah, di belakang cuma ada 1. Glovebox di depan dibagi 2 kompartemen. Tapi sayang di bawah setir nggak ada ruang penyimpanan, kalau di Getz ada. Lalu di belakang jok penumpang depan ada saku, sayang di belakang jok driver gak ada, kalau di Getz gue ada.
- Fitur keselamatan dilengkapi dengan dual SRS Airbag, ABS, dan EBD. Cukup lah ya untuk standar mobil sekarang.
- Ada juga ISOFIX buat standar keselamatan anak-anak.
- Jok driver sandarannya bisa dinaik turunin (reclining), digeser (sliding),dan joknya bisa diatur tinggi rendahnya, jok penumpang depan gak tahu deh apa cuma sliding dan reclining aja atau atur tinggi rendah juga. Jok belakang cuma bisa reclining, sayang banget, padahal versi luar bisa sliding.
- Bagasi luas lho walau mobilnya mungil. Buat diperluas lagi bisa lipat jok belakang tapi sayang gk bisa rata lantai.
Sensasi berkendara
- Posisi berkendara. Ketika duduk di kursi driver, pandangan ke depan terlihat sangat leluasa. Posisi duduk pun tinggi, seperti halnya menaiki mobil-mobil suv atau mpv. Entah apakah kursi diposisikan paling tinggi atau enggak, gak gue perhatikan. Pokoknya feelnya beda aja dengan menaiki city car pada umumnya yang cukup rendah.
- Handling. Setir mobil ringan banget layaknya mobil-mobil jaman sekarang yang dilengkapi Electronic Power Steering (EPS). Mudah banget ditekuk-tekuk. Apalagi dibandingin mobil gue, Getz, yang power steeringnya berat karena belum EPS, masih hidrolik. Bagi gue yang terbiasa dengan setir agak berat macam Getz, setir yang terlalu ringan justru bikin kurang pede. Tapi gue belom coba kinerjanya di kecepatan tinggi karena jalanan sedang padat.
- Performa mesin. Dengan peak power 83 HP/6.000 rpm dan torsi 113 nm /4.200 rpm, gue berasumsi tenaganya gak akan jauh beda bandingkan dengan Getz yang powernya cuma sedikit lebih tinggi. Tapi saat mencoba mengetes di jalanan, gue ngerasa keluaran tenaganya ada perbedaan cukup signifikan dibanding Getz. Tapi yang jadi catatan, itu di rpm yang relatif rendah. Karena padatnya jalan saat itu, gue belum bisa merasakan sensasi tenaga putaran atasnya.
- Sensasi matik AGS/AMT. Suzuki membenamkan teknologi AGS (Auto Gear Shift) atau disebut juga AMT (Automated Manual Transmission).. Sejatinya, mobil ini merupakan mobil manual, tapi dengan modul khusus, diubahnya sistem tersebut menjadi matik. Sensasinya gimana dibandingkan dengan CVT atau Step AT (Konvensional)??? Beda!! Di CVT, perpindahan giginya halus banget, hampir gak berasa ada perpindahan gigi. Di Step AT (contohnya di Getz), perpindahan dari 1 gigi ke gigi berikutnya berasa ada hentakan, tapi masih tergolong halus. Nah, sedangkan di AGS/AMT ini sebenernya mirip-mirip Step AT, dengan kata lain ada hentakan. Tapi hentakannya berasa banget! Apalagi di gigi-gigi rendah, semacam ada sensasi ngerem dulu baru gigi berpindah. Dari segi kenyamanan, tentu AGS ini paling gak nyaman dibanding jenis matik lainnya. Ya memang gak bisa berharap banyak sih karena sejatinya ini tetaplah mobil manual yang diotomatiskan. Lalu di AGS ini kita juga pake mode manual tanpa perlu nginjak kopling. Persis sama kaya motor bebek komuter macam Supra Fit, Vega, dll. Cukup naik turunin gigi, dan di speedometer terdapat informasi posisi gigi.
- Pengereman. Entah karena settingannya atau emang bawaannya, butuh injakan yang lumayan dalam agar sistem pengereman mobil ini berfungsi dengan maksimal.
- Suspensi. Suspensinya cukup keras, ini wajar karena Ignis bukanlah city car murni, melainkan mini crossover, atau mini SUV, atau Suzuki menyebutnya Urban SUV. Dengan ground clearance yang tingi yakni 180mm, mobil-mobil genre SUV atau semacamnya memiliki kemampuan bagus dalam melahap medan jelek seperti jalan berlubang. Tapi konsekuensinya, suspensi yang ditanamkan haruslah lebih keras dari mobil-mobil katakanlah sedan atau mpv. Ini untuk menghindari gejala limbung saat dibawa bermanuver.
- Kekedapan kabin. Kabinnya menurut gue kedap banget. Suara di luar hampir gak kedengeran. Apalagi perbandingan gue si motuba Hyundai Getz.. 😀
Konsumsi BBM
Suzuki mengklaim konsumsi BBM Ignis adalah 23,44 km/L untuk AGS dan 23,64 km/L untuk manual transmission. Apakah benar segitu??? Bisa saja, tapi tentunya itu dalam kondisi yang sangat susah atau mungkin mustahil untuk dilakukan di jalan raya sehari-hari. Kondisi jalanan, cara berkendara, medan jalan, adalah contoh beberapa hal yang mempengaruhi konsumsi bbm. Lalu untuk realnya, berapa konsumsi BBM Ignis ini?? Saat test drive kemarin gue sempat mengutak-atik MID nya dan mendapatkan info fuel consumption averagenya adalah 11,7 km/l. Setengahnya dari klaim Suzuki. Tapi tentu karena banyak dipengaruhi faktor-faktor.
Harga
OTR Jakarta
- Ignis GL MT –> IDR 139,5 juta
- Ignis GX MT –> IDR 159,5 juta
- Ignis GX AGS –> IDR 169,5 juta
OTR Padang
- Ignis GL MT –> IDR 146,5 juta
- Ignis GX MT –> IDR 166,5 juta
- Ignis GX AGS –> IDR 176,5 juta
Tipsnya kalau pake AMT pas pindah gear baik saat mode full auto maupun semi manual (pindah tuas) pedal gas harus dilepas dulu sebentar supaya hentakannya minim (mirip kayak di motor bebek), jadi perhatikan rpm pas di mode full auto, kalau di semi sesaat sebelum pindah naik atau turun gas dilepas sesaat (jaga jangan sampai drop).
LikeLike
Kalau di mode manual mgkin mudah dilakukan. Tp klo di mode auto ribet amat ya liat rpm dulu lalu lepas pedal gas, gak simple gitu, hrs tau di rpm brpa dia akan pindah gear.. tp oke2, thanks sharenya gan, klo test drive amt lg gue coba..
LikeLike
Latihan ama yg bawa Scania Opticruise transmission atau merek lain yg pake modul ZF matic/triptonic transmission wkwkwk
LikeLike
saran nih, fontnya ganti yang font formal aja, biar mudah dibacanya
LikeLike
thanks sarannya gan… nanti dicoba..
LikeLike
thanx reviewnya masbro,
LikeLike
Sama2 bro.. ngiler ignis nih 😀
LikeLiked by 1 person
Monggo di order gan 😀
LikeLike